- Perkembangan Profesi Akuntan
1.
Pra Revolusi Industri
Sebelum
revolusi industri, profesi akuntan belum dikenal secara resmi di Amerika
ataupun di Inggris. Namun terdapat beberapa fungsi dalam manajemen perusahaan
yang dapat disamakan dengan fungsi pemeriksaan.
Misalnya di
zaman dahulu dikenal adanya dua juru tulis yang bekerja terpisah dan
independen. Mereka bekerja untuk menyakinkan bahwa peraturan tidak dilanggar
dan merupakan dasar untuk menilai pertanggungjawaban pegawainya atas penyajian
laporan keuangan.
Hasil kerja
kedua juru tulis ini kemudian dibandingkan, dari hasil perbandingan tersebut
jelas sudah terdapat fungsi audit dimana pemeriksaan dilakukan 100%. Tujuan
audit pada masa ini adalah untuk membuat dasar pertanggungjawaban dan pencarian
kemungkinan terjadinya penyelewengan. Pemakai jasa audit pada masa ini adalah
hanya pemilik dana.
2.
Masa Revolusi Industri Tahun 1900
Sebagaimana
pada periode sebelumnya pendekatan audit masih bersifat 100% dan fungsinya
untuk menemukan kesalahan dan penyelewengan yang terjadi. Namun karena
munculnya perkembangan ekonomi setelah revolusi industri yang banyak melibatkan
modal, faktor produksi, serta organisasi maka kegiatan produksi menjadi
bersifat massal.
Sistem
akuntansi dan pembukuan pada masa ini semakin rapi. Pemisahan antara hak dan
tanggung jawab manajer dengan pemilik semakin kentara dan pemilik umumnya tidak
banyak terlibat lagi dalam kegiatan bisnis sehari-hari dan muncullah
kepentingan terhadap pemeriksaan yang mulai mengenal pengujian untuk mendeteksi
kemungkinan penyelewengan.
Umumnya pihak
yang ditunjuk adalah pihak yang bebas dari pengaruh kedua belah pihak yaitu
pihak ketiga atau sekarang dikenal dengan sebutan auditor eksternal.
Kepentingan akan pemeriksaan pada masa ini adalah pemilik dan kreditur.
Secara resmi di
Inggris telah dikeluarkan undang-undang Perusahaan tahun 1882, dalam peraturan
ini diperlukan adanya pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksan independen
untuk perusahaan yang menjual saham. Inilah asal mula profesi akuntan secara
resmi (formal).
3.
Tahun 1900 –
1930
Sejak tahun
1900 mulai muncul perusahaan-perusahaan besar baru dan pihak-pihak lain yang
mempunyai kaitan kepentingan terhadap perusahaan tersebut. Keadaan ini
menimbulkan perubahan dalam pelaksanaan tujuan audit. Pelaksanaan audit mulai
menggunakan pemeriksaan secara testing/ pengujian karena semakin baiknya sistem
akuntansi/ administrasi pembukuan perusahaan, dan tujuan audit bukan hanya
untuk menemukan penyelewengan terhadap kebenaran laporan Neraca dan laporan
Laba Rugi tetapi juga untuk menentukan kewajaran laporan keuangan.
Pada masa ini
yang membutuhkan jasa pemeriksaan bukan hanya pemilik dan kreditor, tetapi juga
pemerintah dalam menentukan besarnya pajak.
4.
Tahun 1930 –
Sekarang
Sejak tahun
1930 perkembangan bisnis terus merajalela, demikian juga perkembangan sistem
akuntansi yang menerapkan sistem pengawasan intern yang baik. Pelaksanaan
auditpun menjadi berubah dari pengujian dengan persentase yang masih tinggi
menjadi persentase yang lebih kecil (sistem statistik sampling). Tujuan
auditpun bukan lagi menyatakan kebenaran tetapi menyatakan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laba Rugi serta Laporan
Perubahan Dana. Yang membutuhkan laporan akuntanpun menjadi bertambah yaitu:
pemilik, kreditor, pemerintah, serikat buruh, konsumen, dan kelompok-kelompok
lainnya seperti peneliti, akademisi dan lain-lain.
Peran besar
akuntan dalam dunia usaha sangat membantu pihak yang membutuhkan laporan
keuangan perusahaan dalam menilai keadaan perusahaan tersebut. Hal ini
menyebabkan pemerintah AS mengeluarkan hukum tentang perusahaan Amerika yang
menyatakan bahwa setiap perusahaan terbuka Amerika harus diperiksa pembukuannya
oleh auditor independen dari Certified Public Accounting Firm (kantor akuntan
bersertifikat).
Namun pada
tahun 2001 dunia akuntan dikejutkan dengan berita terungkapnya kondisi keuangan
Enron Co. yang dilaporkannya yang terutama didukung oleh penipuan akuntansi
yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Para analis pasar
mengira bahwa sukses kinerja keuangan Enron di masa lalu hanyalah hasil
rekayasa keuangan Andersen sebagai auditornya.
Kepercayaan
terhadap akuntan mulai merosot tajam pada awal tahun 2002, hal ini membuat
dampak yang sangat besar terhadap kantor akuntan lain. Untuk mencegah hal yang
lebih parah, pemerintah AS pada saat itu segera mengevaluasi hampir semua
kantor akuntan termasuk “the big four auditors”. Walaupun masih mendapat cacian
dari berbagai kalangan, para akuntan berusaha untuk memulihkan nama mereka,
salah satu caranya adalah dengan mematuhi kode etik akuntan.
- Perkembangan Profesi di Indonesia
Perkembangan profesi akuntan di Indonesia menurut Olson dapat dibagi dalam 2
periode yaitu:
1. Periode Kolonial
Selama masa penjajahan kolonial
Belanda yang menjadi anggota profesi akuntan adalah akuntan-akuntan Belanda dan
beberapa akuntan Indonesia. Pada waktu itu pendidikan yang ada bagi rakyat
pribumi adalah pendidikan tata buku diberikan secara formal pada sekolah
menengah atas sedangkan secara non formal pendidikan akuntansi diberikan pada
kursus tata buku untuk memperoleh ijazah.
2.
Periode Sesudah
Kemerdekaan
Pembahasan mengenai perkembangan
akuntan sesudah kemerdekaan di bagi ke dalam enam periode yaitu:
·
Periode I [sebelum tahun 1954]
·
Periode II [tahun 1954 – 1973]
·
Periode III [tahun 1973 – 1979]
·
Periode IV [tahun 1979 – 1983]
·
Periode V [tahun 1983 – 1989]
·
Periode VI [tahun 1990 – sekarang]
Sumber : 1,2,3,4,5,6
0 komentar:
Posting Komentar